Al-jabr Easy Math

Make Everything's Better

Al – jabr Agrobisnis and Food Desember 28, 2009

Filed under: Uncategorized — aljabrgroup @ 9:57 am

KOPI ACEH

Aroma kopi Aceh sudah sejak lama terkenal di Indonesia, mungkin pula di dunia. Aceh adalah salah satu penghasil kopi terbesar di negeri kepulauan ini. Tanah Aceh menghasilkan sekitar 40 persen biji kopi jenis Arabica tingkat premium dari total panen kopi di Indonesia. Dan Indonesia merupakan pengekspor biji kopi terbesar keempat di dunia. Bicara kopi Aceh pascatsunami, tak bisa lepas dari berdatangannya komunitas internasional di bumi Serambi Mekkah ini.

Mayoritas mereka juga menyukai kopi Aceh. Tak kurang dari seorang Bill Clinton, yang mantan Presiden Amerika Serikat itu pun, mengagumi kopi Aceh. Utusan Perserikatan Bangsa Bangsa untuk korban tsunami itu, siap mempromosikan kopi Aceh, ke seluruh dunia melalui sebuah industri kopi di negerinya, Starbucks Coffee. Melalui dirinya, Starbucks Coffee telah menyatakan siap membeli kopi produksi Nanggroe Aceh Darussalam itu. Menurut Clinton, Starbucks Coffee telah menyetujui untuk mengambil kopi dari Aceh. Industri kopi itu tidak hanya membeli tapi juga mencantumkan dimana kopi itu berasal, yaitu tentu dengan label kopi Aceh.

Pada dasarnya kopi Aceh sama dengan kopi-kopi lainnya. Namun, karena ada beberapa bubuk kopi yang dicampur dengan bahan-bahan lain seperti jagung dan beras, ini bisa membuat cita rasa asli dari kopi hilang.

Kenikmatan meminum kopi juga tergantung biji dan bubuk kopinya. Banyak kedai kopi-kedai kopi di Aceh menggunakan biji kopi yang berasal dari Lamno, Aceh Jaya atau mencampurnya dengan biji dari Geumpang Pidie tanpa menghilangkan aroma asli kopi masing-masing.

Berkumpul dan minum kopi di kedai memang sudah menjadi kebiasaan orang Aceh sejak dulu. Orang Aceh berkumpul di kedai kopi, lebih kepada untuk mempererat rasa persaudaraan. Nawawi, pemilik kedai Solong Ulee Kareng, melihat kebiasaan orang Aceh minum kopi ini sejak kecil. Menurutnya, dulu untuk mendapatkan secangkir kopi selain membayar dengan uang juga dilakukan barter atau menukar barang langsung seperti hasil kebun dan lain-lain.

Aroma kopi Aceh akan semakin menjelajah dunia ketika kopi ini telah menjadi salah satu menu dalam Kedai Kopi Espresso Bar. Seteguk demi seteguk kopi Aceh pun akan sampai ke lidah orang-orang dari mancanegara dan seluruh Indonesia. Kenikmatan tiada taranya ketika menghirup kopi Aceh pun akan semakin bisa dinikmati warga dunia lainnya. Singkat kata, sekali mencoba kopi Aceh, dijamin pasti jatuh hati. Besok atau lusa nanti mesti kembali untuk merasakan kenikmatan aromanya lagi.

Kopi Aceh menjadi primadona di Cafe Vita di Negara Bagian Seattle, Amerika Serikat. Cita rasa kopi ini mengalahkan kopi “ek musang” alias kopi luwak yang berasal dari Pulau Jawa.

Melissa Allison, dalam blognya di Seattle Times menulis, pada Rabu (22/4) dan Jumat (24/4) Cafe Vita menyediakan kopi gratis bagi pengunjung cafe itu. Ada empat cita rasa kopi yang disuguhkan. Tiga di antaranya merupakan kopi yang berasal dari kebun di Aceh, daerah yang hancur dihumbalang tsunami Desember 2004 silam.

Tiga kopi Sumatera (Aceh) itu, menurut saya, sangat sempurna –punya cita rasa yang pas, dan rendah keasamannya,” ujar Mellisa Allison, yang mengaku masih belajar memahami istilah kopi dengan bantuan seorang ahli di Cafe Vita, Mason Sager.

Tak hanya mencoba kopi asal Aceh, Allison juga mencicipi Kopi Luwak dari Pulau Jawa. Kopi Luwak di Aceh dikenal dengan kupi ek musang, yang terbuat dari biji kopi yang sudah pernah dimakan musang. Ini merupakan biji kopi pilihan, sehingga cita rasanya tak diragukan.

Kami juga mencoba kopi dari Jawa, dan cita rasanya tidak terlalu spektakuler –dibandingkan kopi Aceh,” tulis Allison dalam blognya.

Caffe Vita pada Rabu dan Jumat memberikan kesempatan kepada pengunjung untuk mencicipi empat macam rasa kopi, secara gratis. Caffe Vita lagi giat-giatnya memperkenalkan jenis kopi yang disediakan di cafe tersebut. Bulan lalu, dua orang dari Caffe Vita, Mason Sager dan Michael Hebb, mengunjungi Indonesia.

Mereka berbagi cerita tempat yang mereka kunjungi, termasuk saat mereka berkenalan dengan kopi asal Sumatera. Mereka kemudian memasok kopi asal Indonesia ke Caffe Vita

Aroma kopi Aceh sudah sejak lama terkenal di Indonesia, mungkin pula di dunia. Aceh adalah salah satu penghasil kopi terbesar di negeri kepulauan ini. Tanah Aceh menghasilkan sekitar 40 persen biji kopi jenis Arabica tingkat premium dari total panen kopi di Indonesia. Dan Indonesia merupakan pengekspor biji kopi terbesar keempat di dunia.

Nawawi, pemilik kedai kopi Jasa Ayah atau lebih dikenal dengan Solong Ulee Kareeng, Aceh Besar tetap menjaga keaslian kopinya. Itu sebabnya, tutur Nawawi, orang-orang yang datang ke kedainya merasa puas meminum kopi racikannya.

Nawawi : “ Karena kopi kita gak campur pakai jagung, kopinya wangi harum, jadi gurih kopinya, jadi orang ketagihan, sekali merasakan itu punya keenakan dilidahnya gak ada rasa jagung rasa kopinya lebih kental begitu sehingga tagih”.

Kenikmatan meminum kopi juga tergantung biji dan bubuk kopinya. Nawawi mengatakan biji kopi di kedainya berasal dari Lamno, Aceh Jaya. Kadang persediaan kopinya tidak cukup, karena pengunjung dan pembeli kopi begitu ramai. Oleh karenanya, lanjut Nawawi, ia mencampur beberapa jenis biji kopi. Untuk itu, ketika ia menggiling biji kopi, ia mencampur biji kopi Lamno dengan biji kopi dari Geumpang Pidie tanpa menghilangkan aroma asli kopi masing-masing.

Nawawi : “ Biji kopi yang kopi utama dari lamno kemudian kita campur sedikit dengan kopi geumpang kopi daerah timur, lebih banyak kita pakai kopi lamno kalau langsung saya pakai semua kopi lamno hanya dapat terpakai dalam delapan bulan pemakaian dalam satu tahun itu delapan bulan jadi empat bulan lagi gak ada kopinya jadi terpaksa kami campur 25 persen kopi lain 75 persen kopi lamno, berarti kalau kita giling 40 kilo pakai kopi geumpang 10 kilo kopi lamno 30 kilo”.

Kedai kopi Aceh yang juga ramai dikunjungi peminum dan penikmat kopi adalah Chek Yuke, di kawasan Jl. Diponegoro, di jantung kota Banda Aceh. Iskandar, pemiliki kedai itu, yang biasa dipanggil Chek mengatakan untuk mendapatkan kopi yang nikmat bubuk kopinya harus berkualitas baik. Selain itu, dalam penyajiannya juga harus memakai perasaan dan memperhatikan selera pengunjung.

Chek : “ Memang harus menyatu cara buatnya, menyatu dengan jiwa kita cara mengolah kopinya, dia tergantung selera orang kadang-kadang orang suka kopi kental ada yang suka kopi encer, disitulah kita harus bisa menjaga selera orang”

Selain pemilihan biji kopi yang baik, proses penggilingan biji menjadi bubuk kopi juga harus dilakukan dengan sempurna. Ilham, selain bekerja di kedai kopi Solong ulee kareng tugas sehari-harinya juga menggiling kopi untuk kebutuhan kedai kopi itu. Dalam menggililng kopi, Ilham sangat memperhatikan kualitas bubuk kopi yang dihasilkan.

Ilham : “ Prosesnya yang pertama itu bijinya dibersihin, sesudah itu dikasi masuk molen sekali main dia 40 kilo 50 kilo sesudah itu dipengapian lebih kurang kita mutu yang terbaik 4 jam, 80 persen masak baru kita masuk gula sama mentega, itu langsung kemari digiling jadi halus jadi halus dibungkus jadi packing masukin kedalam siap dijual”

Berkumpul dan minum kopi di kedai memang sudah menjadi kebiasaan orang Aceh sejak dulu. Orang Aceh berkumpul di kedai kopi, lebih kepada untuk mempererat rasa persaudaraan. Nawawi, pemilik kedai Solong Ulee Kareng, melihat kebiasaan orang Aceh minum kopi ini sejak kecil. Menurutnya, dulu untuk mendapatkan secangkir kopi selain membayar dengan uang juga dilakukan barter atau menukar barang langsung seperti hasil kebun dan lain-lain.

Nawawi :Sebelum kepasar orang aceh harus minum kopi, dari kecil saya malah waktu kecil saya sistemnya barter, jadi orang kampung minum habis itu datang kekota menjual hasil rempahnya pergi kekota menjualkan pisang menjualkan buah-buahan ada jambu, macam-macam pulang bayar, pulang sore bayar. Itu masih umur saya sepuluh tahun begitu orang minum dikampug. Seperti barter, kadang-kadang bawa pisang taruh pisang minum potong harga berapa “

Anda membutuhkan kopi aceh asli dan organik, baik untuk konsumsi pribadi atau usaha cafe anda? Segera hubungi Al – jabr Agrobisnis & Food kami untuk mendapatkan kopi aceh kualitas terbaik yang ditanam di dataran tinggi Isaq, kabupaten Aceh tengah dengan metode penanaman sistem organik”

Al – jabr Agrobisnis & Food

Office      : De’Livina,  B1 / 3

: Jl Raya Bojong Gede – Citayam, Gg Langgar, Bogor, Jawa Barat

Telp        : (021)37507808

Fax         : (021) 87903405

E – mail  : info.aljabr@gmail.com

Website  : https://aljabrgroup.wordpress.com

 

Tinggalkan komentar